Tata Cara Shalat Dhuha Menurut Hadits Shahih

foto:ummionline

carasunda.com-Tata Cara Shalat Dhuha Berdasarkan Hadits Shahih
Mengetahui waktu dan tata cara shalat dhuha menurut hadits sahaih sangat penting. Karena salah satu amal akan digolongkan sebagai amal yang terbaik ialah mengetahui ilmunya disamping ihklas mengerjakannya. Saya percaya Anda sudah memahaminya namun artikel ini hanya sebagai materi sharing  dan materi diskusi saja, tidak bermaksud untuk menggurui. 
Dalam beberapa hadits shahih telah dijelaskan keistimewaan dan keutamaan shalat sunah dhuha, kemudian bagaimana waktu dan tata cara shalat dhuha menurut hadits shahih?

Shalat dhuha sebagaimana shalat pada umumnya mempunyai syarat syah yaitu:
  • Suci dari hadas baik kecil maupun besar; 
  • Suci badan, pakaian dan juga kawasan shalat dari najis; 
  • Menutup aurat
  • Sudah masuk waktu shalat
  • Menghadap kiblat


Waktu shalat dhuha yang paling utama
Dua Hadist berikut ini dapat menjadi dasar perihal waktu shalat dhuha. 
Suatu waktu Zaid bin Arqam melihat orang-orang mengerjakan shalat Dhuha pada awal pagi. Kemudian dia berkata, “Tidakkah mereka mengetahui bahwa shalat di selain waktu ini lebih utama. Sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ‘Shalat orang-orang awwabin  yaitu orang-orang yang taat; kembali kepada Allah ialah ketika anak unta mulai kepanasan” (Hadits Riwayat Muslim)
Pada riwayat lain, Zaid bin Arqam melihat orang-orang melakukan shalat Dhuha di masjid Quba. Kemudian Dia mengatakan, “Tidakkah mereka mengetahui bahwa shalat di selain waktu ini lebih utama. Sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ‘Shalat orang-orang awwabin ialah ketika anak unta mulai kepanasan” (Hadits Riwayat Ahmad dan Baihaqi)
Berdasarkan hadits di atas, di arab waktu yang utama untuk shalat dhuha ialah ketika anak unta mulai beranjak kepanasan dan padang pasir mulai panas. Atau dapat dikatakan yang paling utama ialah seperempat siang. Dalam Nuzhatul Muttaqin, Syaikh Musthafa Al Bugha menerangkan: “Waktu shalat dhuha dimulai semenjak matahari beranjak tinggi hingga matahari mendekati posisi tengah. Tapi, yang paling utama ialah ketika matahari meninggi dan sudah terasa panas.”

Tata Cara Shalat Dhuha
Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam terkadang mengerjakan shalat dhuha sebanyak 4 rakaat dan terkadang 8 rakaat. Sebagian para ulama tidak membatasi jumlah  rakaat shalat dhuha yang terpenting minimal 2 rakaat. Tata caranya dikerjakan 2 rakaat salam-2 rakaat salam.
Sebuah riwayat menjelaskan, dari Ummu Hani’ binti Abi Thalib , sebenarnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah mengerjakan sholat dhuha sebanyak delapan rakaat. Pada setiap dua rakaat, dia mengucap salam (Hadits Riwayat. Abu Dawud, hadits Shahih)
Adapun kaifiyatnya atau tata caranya sebagai berikut :
  • Niat dalam hati
  • Kemudian takbiratul ikram, kemudian diikuti dengan doa iftitah dan ini lebih baik
  • Membaca ummul kitab/surat Al Fatihah
  • Membaca surat atau ayat Al Qur’an. Bisa surat Asy Syams pada rakaat pertama dan surat Ad Dhuha pada rakaat kedua, tetapi bukan keharusan, boleh surat yang lainnya
  • Ruku dengan tuma’ninah
  • I’tidal dengan tuma’ninah
  • Sujud dengan tuma’ninah
  • Duduk di antara dua sujud dengan tuma’ninah
  • Sujud kedua dengan tuma’ninah
  • Berdiri lagi untuk menunaikan rakaat kedua. Adapun bacaan dan gerakannya sama menyerupai rakaat pertama.
  • Dan diakhiri dengan tahiyat selesai dengan tuma’ninah
  • Kemudian salam

Setelah itu sebaiknya Anda berdoa, tidak ada doa khusus dalam shalat dhuha. Bisa dengan doa yang sering kita dengar menyerupai Allahumma innadh dhuhaa-a dhuhaa uka dan selanjutnya atau yang lainnya.
Demikian uraian singkat perihal waktu dan tata cara shalat dhuha menurut hadits shahih. Wallahu a’lam bish shawab.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Istilah Tatanén Dina Bahasa Sunda

Lalampahan Kuring Ka Yogyakarta

Profil Ridwan Kamil Calon Gubernur Jawa Barat Masa 2018-2023