Keutamaan Shalat Dhuha Yang Perlu Diketahui




carasunda.com-Keutamaan Shalat Dhuha Yang Perlu Diketahui
Keutamaan shalat dhuha perlu kita ketahui supaya senantiasa kita termotivasi untuk melaksanakannya setiap hari. Walaupun hukumnya sunah tapi jikalau kita menelisik klarifikasi Nabi Muahmamada Shalallahu ‘alaihi wasallam dalam beberapa haditsnya maka kita akan takjub dengan keutamaan shalat dhuha
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam senantiasa melaksanakan shalat dhuha dan ia berpesan kepada umatnya melalui para sahabatnya. 
Dalam sebuah riwayat dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu berkata bahwa “Kekasihku, Muhammad rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam berwasiat kepadaku dengan tiga hal: puasa (ayyamul bidh) tiga hari setiap bulan, dua rakaat shalat dhuha, dan shalat witir sebelum tidur” (Hadits Riwayat Bukhari Muslim)

Dan dalam redaksi hadits lain dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu berkata : “Kekasihku mewasiatkan tiga hal yang tidak akan kutinggalkan hingga mati yakni berpuasa tiga hari setiap bulan, shalat dhuha dan shalat witir sebelum tidur” (Hadits Riwayat Bukhari)

Betapa penting dan mulianya kedudukan dan keutamaan shalat dhuha sampai-sampai Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam  berpesan secara khusus kepada shahabat-shahabatnya, umumnya untuk seluruh umatnya hingga simpulan zaman. Lalu apa keutamaan shalat dhuha

Berikut ini kami sampaikan beberapa keutamaan shalat dhuha  yang perlu diketahui menurut hadits-hadits shahih, diantaranya:
  • Dua raka’at shalat dhuha, pahalanya setara dengan 360 sedekah

Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam, orang yang paling mulia akhlaknya dan paling baik ibadahnya bersabda “Setiap pagi, setiap ruas anggota badan kalian harus/wajib dikeluarkan sedekahnya. Setiap tasbih ialah sedekah, setiap tahmid ialah sedekah, setiap tahlil ialah sedekah, setiap takbir ialah sedekah, memerintah kepada kebaikan ialah sedekah, dan mencegah berbuat jahat/munkar ialah sedekah. Semuanya itu sanggup diganti dengan shalat dhuha 2 raka’at.” (Hadits Riwayat Muslim)

Dalam hadits lain disebutkan bahwa “Dalam badan insan terdapat 360 sendi, yang semuanya wajib/harus dikeluarkan sedekahnya.” Para sahabat bertanya, “Siapakah yang bisa melaksanakan itu wahai Utusan Allah?” Rasulullah menjawab, “Engkau membersihkan dahak yang ada di dalam masjid ialah sedekah, engkau menyingkirkan kasus yang menghalangi/mengganggu  jalan ialah sedekah. Adapun jikalau engkau tidak menemukan sedekah sebanyak itu, maka 2 raka’at Dhuha sudah mencukupi bagimu.” (Hadits Riwayat Abu Dawud) 
  • Shalat dhuha ialah ghanimah (harta rampasan perang) paling banyak 

Pada suatu hari Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam mengambarkan amal yang lebih banyak dari ghanimah yang sedang dibicarakan oleh para sahabtanya. Dalam haditsnya ia bersabda “Barangsiapa yang berwudhu kemudian pada waktu pagi pergi ke masjid untuk melaksanakan shalat dhuha, maka kasus tersebut merupakan peperangan yang paling dekat, ghanimah/harta rampasan perang yang paling banyak, dan kembalinyapun lebih cepat” (Hadits Riwayat Tirmidzi dan Ahmad) hadits hasan shahih

Sudah sangat terang apa yang diungkapkan dalam hadits di atas bahwa keutamaan shalat dhuha ada hubungannya dengan rezeki, artinya barang siapa yang mengamalkan atau merutinkan shalat dhuha maka dia akan mendapat yang lebih banyak dari ghanimah, baik kulaitasnya maupun keberkahannya. 
  • Dengan 4 rakaat shalat dhuha maka Allah akan cukupkan sepanjang hari itu

Tentang keutamaan shalat dhuha yang ini kita bisa memahaminya dari sebuah hadits qudsi berikut. Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, Allah Subhanahu Wata’ala berfirman, “Wahai anak Adam, janganlah engkau luput dari 4 raka’at di awal harimu, pasti Aku cukupkan untukmu di sepanjang hari itu.” (Hadits Riwayat Ahmad)
  • Dengan shalat dhuha maka akan di catat sebagai orang yang taat

Keutamaan shalat dhuha yang lainnya ialah akan dicatat sebagai orang-orang yang taat atau awwabin. Maka barang siapa yang merutinkan shalat dhuha berarti ia telah menimbulkan dirinya sebagai orang yang taat. Dan kita tahu apa akibat bagi orang yang taat. 

Riwayat dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: “Kekasihku (Muhammad) mewasiatkan kepadaku tiga kasus yang saya tidak meninggalkannya: supaya saya tidak tidur melainkan sesudah melaksanakan shalat witir, supaya saya tidak meninggalkan 2 raka’at shalat Dhuha alasannya ialah ia ialah shalat awwabin, dan supaya saya berpuasa tiga hari disetiap bulan” (Hadits Riwayat Ibnu Khuzaimah) hadits shahih
  • Shalat dhuha merupakan tameng dari api neraka dan pembuka jalan menuju surga 

Shalat Dhuha merupakan perisai dari api neraka pada hari pembalasan kelak. Hal tersebut dijelaskan Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam: “Siapa orang yang melaksanakan shalat Fajar, kemudian dia tetap duduk di daerah shalatnya sambil berdzikir hingga matahari terbit, kemudian dia melaksanakan shalat Dhuha sebanyak 2 raka’at, pasti Allah subhanahu wata’ala akan mengharamkan api neraka menyentuh/membakar tubuhnya.” (Hadits Riwayat Baihaqi)

Berdasarkan hadits tersebut sangat terang bahwa barang siapa yang merutinkan shalat dhuha maka dia akan Allah haramkan tubuhnya disentuh atau masuk neraka. Artinya dia akan masuk surga, alasannya ialah daerah kembali sesudah semua amal insan dihisab ialah nirwana atau neraka. Jika tidak ke neraka maka dia akan masuk ke surga. 

Dalam haditsnya Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Di dalam nirwana terdapat pintu yang berjulukan babun adh-dhuha dan pada hari simpulan nanti ada yang akan memanggil, ‘Dimana orang yang senantiasa mengerjakan shalat dhuha? Ini pintumu, masuklah dengan kasih sayang Allah” (Hadits Riwayat Tabrani)   
  • Shalat dhuha pahalanya setara dengan pahala umrah

Salah satu keutamaan shalat dhuha ialah mendapat pahala menyerupai pahala umrah. Lalu bagaimana caranya supaya shalat dhuha yang kita lakukan mendapat pahala menyerupai pahala umrah? Ada beberapa cara menyerupai yang disampaikan oleh sang utusan Allah, Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wasallam sebagai pola terbaik, diantaranya :

“Barangsiapa mendirikan shalat subuh dengan berjama’ah di masjid, kemudian dia tetap berdiam di masjid hingga melaksanakan shalat Dhuha, maka baginya pahala menyerupai pahala orang yang berhaji atau berumrah dengan sempurna.” (Hadits Riwayat Thabrani)
Dari hadits diatas sanggup kita tarik kesimpulan bahwa cara pertama supaya shalat dhuha kita mendapat pahala menyerupai pahala umrah ialah jadikan shalat dhuha dan shalah subuh sebagai satu kesatuan yang tidak terputus. Maksudnya begini :

Pertama, kita shalat subuh berjamaah di masjid

Kedua, tetap duduk ditempat kita shalat/berdiam dimesjid sambil kita berdzikir (baca tasbih, tahmid, takbir atau tahlil atau membaca Al-Quran) dan tidak melaksanakan hal-hal yang sia-sia hingga tiba waktu shalat dhuha

Ketiga, laksanakan shalat dhuha walau hanya 2 raka’at syukur kalau bisa lebih dari itu

Dan di dalam riwayat oleh Abu Dawud nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda ”Barangsiapa yang keluar rumah untuk melaksanakan shalat Dhuha, dan tidak ada yang ‎menyebabkan ia keluar kecuali untuk shalat Dhuha, maka ‎pahala baginya menyerupai pahala orang yang melaksanakan umrah” ‎(Hadits Riwayat Abu Dawud)

Dari hadits di atas kita bisa mengambil pelajaran bahwa cara lain supaya mendapat keutamaan shalat dhuha menyerupai pahala umrah yaitu : sesudah selesai shalat Subuh dan dzikir pagi kita boleh pulang dulu ke rumah, akan tetapi jikalau waktu shalat dhuha telah ada maka kita kembali ke mesjid untuk mengerjakan shalat Dhuha di masjid.

Jika ada yang bertanya bukankah shalat sunah itu afdhalnya di rumah? Ya memang benar secara umum shalat sunah lebih utama di rumah tetapi khusus untuk shalat dhuha supaya berpahala menyerupai pahala umrah disebutkan dari beberapa hadits di atas ialah di mesjid tempatnya. Tetapi shalat dhuha di rumah pun berpahala dan tetap sah.

Demikian pembahasan mengenai keutamaan shalat dhuha semoga menjadi pengetahuan dan memotivasi kita untuk lebih meningkatkan kualitas amal shaleh kita.

Wallaahu a’lam, kebenaran dari Allah datangnya dan kekurangannya semata-mata kelemahan penulis.







Komentar

Postingan populer dari blog ini

Istilah Tatanén Dina Bahasa Sunda

Lalampahan Kuring Ka Yogyakarta

Profil Ridwan Kamil Calon Gubernur Jawa Barat Masa 2018-2023